Hari ini tanggal 2 januari 2019. Sekarang jam 2.49 (sore). Sebentar lagi aku harus menelpon 133 untuk menonaktifkan paket internet yang sudah sebulan lebih ga bisa di pake lagi. Sebenernya aku sudah nelpon dua atau tiga hari yang lalu eh atau lima hari yang lalu. aku lupa. Tapi jawabannya:
"Mohon maaf, untuk sekarang sedang perbaikan, nanti bisa telfon 2 atau 3 jam lagi".
Trus ujungnya aku lupa. Hari ini aku nelfon lagi, jam 11 tadi, jawabannya sama. Tau apa yang aku pikirkan? Apakah ini hanya sebuah alasan untuk menghalang-halangi aku nonaktifin paket. Otak ku memang sering gitu, overthink. Yaudah lah, sore ini aku coba telfon lagi.
Jam 2.55 aku telfon. ----
berhasil.
lega.
Sebenernya lebih dari itu. Hapeku hilang. awal desember lalu. Tepatnya tanggal 5 desember 2018. Aku teledor. Hape itu hilang saat aku sedang ditugaskan praktek di RS bhayangkara. Kami duduk-duduk di kursi pasien. Ketika diminta berkumpul dilapangan, aku beranjak tanpa memeriksa apakah semua barangku terbawa. Ya.. aku tau, aku memang sangat amat sangat ceroboh.
Awalnya aku berusaha tenang. Ku pikir mungkin beberapa teman menyembunyikan nya. Tapi kami bukan lagi anak remaja. Beberapa teman ku berusaha menghubungi hape itu. Aktif. Aku masih tenang. Beberapa kali ditelfon, aktif. Bodoh sih, seharusnya pinter dikit. Jadi detektif, pake aplikasi find my phone. (ga tau, baru tau sehari setelahnya). Setelah beberapa kali ditelfon, hapenya mati, nonaktif.
Okey.. beneran hilang ya.
Itu pikiranku. Setenang itu. Sebenernya enggak sih. Aku berusaha nyari-nyari, mungkin ketinggalan dikantin, atau dimana, nanya sama beberapa orang, suster, petugas, nanya sama pos satpam, siapa tau mungkin ada orang baik yang menemukan hape itu dan mengembalikannya. Sayangnya dilokasi itu, ga ada cctv nya, setelah melapor akhirnya ditempat itu akan di pasang cctv. Selamat ya.
Beberapa temenku terlihat sedih. Mereka berempati.
Aku? mencoba menghibur diri.
Langsung teringat taujih online dari Ust. Adi Hidayat, Lc.
kurang lebih ini maksudnya:
"apa yang kita punya didunia ini semua hanya pinjaman, jika Allah, Sang Pemilik, memintanya kembali, kenapa kita harus marah? Seharusnya kita manfaatkan pinjaman itu dengan sebaik-baiknya, karena semua nya akan bersaksi di akhirat kelak.
Jika sendal baru mu hilang ketika kamu pergi ke masjid, seharusnya berbahagia, karena sendal itu langsung diajak untuk melakukan amalan, terakhir kali bersama mu sedang melakukan sebuah kebaikan.
Untuk pencuri itu, memang itulah rejekinya, rejeki yang haram."
(cmiiw, lupa-lupa inget)
Iyaa.. aku berusaha menghibur diri.
Seenggaknya terakhir kali aku pake hape itu lagi baca dzikir pagi (yang gak selesai). Seenggaknya hape itu bisa jadi saksi, kalo aku pernah pake aplikasi doa disitu sebelum hape itu berpindah tangan. Sebenarnya aku juga muhasabah diri, mungkin aku memang sudah jarang bersedekah. Harta harus dikeluarkan, ya kan? seperti sisa makanan dalam tubuhmu. Tak mungkin ditimbun, malah jadi penyakit.
Dihari yang sama, aku langsung mendapatkan pengganti.
Papa aku ada simpenan hape, hadiah saat menang lomba olahraga xxx. Sudah setahun tersimpan. Mungkin memang takdir nya untuk bersamaku (cie ile). Aku seneng kan, membayangkan hape baru, merk ini itu. Setelah dibuka bungkus kertas kopi nya, jreng~~~ its beyond the imagination. wkwk.
Seenggaknya, aku masih bisa internetan di hape ini. Dan aku tau, aku harus bertahan dan bersyukur dengan keadaan ini. (lebay ya, padahal cuma gini aja masalahnya).
Awalnya aku nyerah sih, handphone nya aku abaikan. Aku berharap ini hanya sementara, hanya temporary hp, dan berharap bisa dibeliin hape lain, nanti. Tapi beriring waktu, ga terlalu buruk sih, bahkan ada banyak hikmah. Dan hari ini, aku memutuskan untuk menggunakan hape ini sesungguhnya, tanpa berharap akan mengganti handphone.
Aku memutuskan menonaktifkan paket internet, karena hape ini ga bisa pake nomer lain untuk internet. Percuma kan, bayar tiap bulan, ga kepake. Paket hybrid yang biasa aku pake itu paket lama, yang ga tersedia lagi sekarang. Kalo aku nonaktif, aku ga bisa balik lagi. Dulu entah tahun berapa, sempet aku mau nonaktif paket, tapi batal karena sayang paketnya udah ga ada dan ini paket termurah. Sekarang aku yakin, sangat yakin untuk menonaktifkan nya.
Kau tau? keadaan benar tak lagi sama. Ku tau, aku harus berpikir untuk esok sebelum memutuskan sesuatu hari ini. Aku tak bisa betindak sesuka ku seperti dulu. Aku tak bisa memutuskan semua hal dan membiarkan orang tua ku, atau kerabatku yang menyelesaikan nya. Karena itu tak berlaku lagi sekarang. Tak bisa.. Dan aku sudah terbiasa.
Ketika ingin melihat sekeliling sebentar saja, begitu banyak hikmah yang bisa ku petik. Aku sering terlambat menyadarinya.
Aku menghilangkan handphone, yang dibeli dengan uang ortuku, aku meminta maaf pada mereka karena menghilangkan nya. Aku sedih sih.. karena menjadi beban. Tapi aku tau, mama papaku tak pernah sedetikpun berpikir bahwa aku adalah beban. (haduh.. mulai berkaca-kaca wkwk)
Tentang aku, dan barang-barang yang tak bisa kurawat dan jaga dengan baik. Itu masuk dalam resolusi ku, di tahun 2018 kemarin. Aku harus lebih baik merawat barang. Karena, sebenarnya hape yang hilang diawal bulan desember 2018 itu adalah hape yang baru ditukar dijanuari 2018, lagi-lagi karena teledor, hp masuk ke air laut waktu aku lagi plesir ke Lampung.
Dan sebenarnya hape yang masuk ke air laut itu juga baru dibeli ditahun 2017 lalu, belum sampai setahun aku menggunakannya. (makanya masih bisa dituker karna ada garansi). aku tuker hape karna hape lamaku rusak. Lumayanlah, aku bertahan lebih dari 5 tahun dengan hape itu. Hebatkan wkwk. Hapenya aja yang tahan banting. (mungkin).
Oke selesai dengan masa lalu. Mari tatap masa depan. Hape ini, berfungsi dengan sangat baik, aku bisa segala hal, RAM nya juga lumayan dibanding hape lamaku. Hanya saja, batrenya pendek, cepat panas. (kayak lagi review merk hape. wkwk). Cuma itu sih. Tapi lumayan buat gondok awalnya. Akhirnya nemu hikmahnya, aku mulai untuk ga se-addictif itu lagi sama hape. Karena terpaksa, hapenya cepet abis batre, ga bisa di mainin sambil ngecharge. Harus beberapa kali dicharge dalam sehari. Ga bisa juga pake powerbank. Jadi harap maklum kalo sering tiba-tiba nomer nonaktif (mati mendadak). aku jadi punya waktu untuk hobi lama, membaca. (soalnya aku sudah bertahun-tahun males baca buku, sejak kuliah, wkwkwk karena sudah lelah baca diktat, ebook, dll *pas tugas sama ujian doang* wkwk)
Addictif ke hape tu buruk. Waktu tu habis ga kerasa. Sering kebablasan kalo liat hape. Makanya aku bersyukur aja punya hape kayak gini. wkwk. Semoga langgeng ya, aamiin.
Semoga aku jadi lebih rajin buka laptop juga. aamiiin. (soalnya banyak laporan menunggu)
oke sekian brain dump hari ini. bye !!
"Mohon maaf, untuk sekarang sedang perbaikan, nanti bisa telfon 2 atau 3 jam lagi".
Trus ujungnya aku lupa. Hari ini aku nelfon lagi, jam 11 tadi, jawabannya sama. Tau apa yang aku pikirkan? Apakah ini hanya sebuah alasan untuk menghalang-halangi aku nonaktifin paket. Otak ku memang sering gitu, overthink. Yaudah lah, sore ini aku coba telfon lagi.
Jam 2.55 aku telfon. ----
berhasil.
lega.
Sebenernya lebih dari itu. Hapeku hilang. awal desember lalu. Tepatnya tanggal 5 desember 2018. Aku teledor. Hape itu hilang saat aku sedang ditugaskan praktek di RS bhayangkara. Kami duduk-duduk di kursi pasien. Ketika diminta berkumpul dilapangan, aku beranjak tanpa memeriksa apakah semua barangku terbawa. Ya.. aku tau, aku memang sangat amat sangat ceroboh.
Awalnya aku berusaha tenang. Ku pikir mungkin beberapa teman menyembunyikan nya. Tapi kami bukan lagi anak remaja. Beberapa teman ku berusaha menghubungi hape itu. Aktif. Aku masih tenang. Beberapa kali ditelfon, aktif. Bodoh sih, seharusnya pinter dikit. Jadi detektif, pake aplikasi find my phone. (ga tau, baru tau sehari setelahnya). Setelah beberapa kali ditelfon, hapenya mati, nonaktif.
Okey.. beneran hilang ya.
Itu pikiranku. Setenang itu. Sebenernya enggak sih. Aku berusaha nyari-nyari, mungkin ketinggalan dikantin, atau dimana, nanya sama beberapa orang, suster, petugas, nanya sama pos satpam, siapa tau mungkin ada orang baik yang menemukan hape itu dan mengembalikannya. Sayangnya dilokasi itu, ga ada cctv nya, setelah melapor akhirnya ditempat itu akan di pasang cctv. Selamat ya.
Beberapa temenku terlihat sedih. Mereka berempati.
Aku? mencoba menghibur diri.
Langsung teringat taujih online dari Ust. Adi Hidayat, Lc.
kurang lebih ini maksudnya:
"apa yang kita punya didunia ini semua hanya pinjaman, jika Allah, Sang Pemilik, memintanya kembali, kenapa kita harus marah? Seharusnya kita manfaatkan pinjaman itu dengan sebaik-baiknya, karena semua nya akan bersaksi di akhirat kelak.
Jika sendal baru mu hilang ketika kamu pergi ke masjid, seharusnya berbahagia, karena sendal itu langsung diajak untuk melakukan amalan, terakhir kali bersama mu sedang melakukan sebuah kebaikan.
Untuk pencuri itu, memang itulah rejekinya, rejeki yang haram."
(cmiiw, lupa-lupa inget)
Iyaa.. aku berusaha menghibur diri.
Seenggaknya terakhir kali aku pake hape itu lagi baca dzikir pagi (yang gak selesai). Seenggaknya hape itu bisa jadi saksi, kalo aku pernah pake aplikasi doa disitu sebelum hape itu berpindah tangan. Sebenarnya aku juga muhasabah diri, mungkin aku memang sudah jarang bersedekah. Harta harus dikeluarkan, ya kan? seperti sisa makanan dalam tubuhmu. Tak mungkin ditimbun, malah jadi penyakit.
Dihari yang sama, aku langsung mendapatkan pengganti.
Papa aku ada simpenan hape, hadiah saat menang lomba olahraga xxx. Sudah setahun tersimpan. Mungkin memang takdir nya untuk bersamaku (cie ile). Aku seneng kan, membayangkan hape baru, merk ini itu. Setelah dibuka bungkus kertas kopi nya, jreng~~~ its beyond the imagination. wkwk.
Seenggaknya, aku masih bisa internetan di hape ini. Dan aku tau, aku harus bertahan dan bersyukur dengan keadaan ini. (lebay ya, padahal cuma gini aja masalahnya).
Awalnya aku nyerah sih, handphone nya aku abaikan. Aku berharap ini hanya sementara, hanya temporary hp, dan berharap bisa dibeliin hape lain, nanti. Tapi beriring waktu, ga terlalu buruk sih, bahkan ada banyak hikmah. Dan hari ini, aku memutuskan untuk menggunakan hape ini sesungguhnya, tanpa berharap akan mengganti handphone.
Aku memutuskan menonaktifkan paket internet, karena hape ini ga bisa pake nomer lain untuk internet. Percuma kan, bayar tiap bulan, ga kepake. Paket hybrid yang biasa aku pake itu paket lama, yang ga tersedia lagi sekarang. Kalo aku nonaktif, aku ga bisa balik lagi. Dulu entah tahun berapa, sempet aku mau nonaktif paket, tapi batal karena sayang paketnya udah ga ada dan ini paket termurah. Sekarang aku yakin, sangat yakin untuk menonaktifkan nya.
Kau tau? keadaan benar tak lagi sama. Ku tau, aku harus berpikir untuk esok sebelum memutuskan sesuatu hari ini. Aku tak bisa betindak sesuka ku seperti dulu. Aku tak bisa memutuskan semua hal dan membiarkan orang tua ku, atau kerabatku yang menyelesaikan nya. Karena itu tak berlaku lagi sekarang. Tak bisa.. Dan aku sudah terbiasa.
Ketika ingin melihat sekeliling sebentar saja, begitu banyak hikmah yang bisa ku petik. Aku sering terlambat menyadarinya.
Aku menghilangkan handphone, yang dibeli dengan uang ortuku, aku meminta maaf pada mereka karena menghilangkan nya. Aku sedih sih.. karena menjadi beban. Tapi aku tau, mama papaku tak pernah sedetikpun berpikir bahwa aku adalah beban. (haduh.. mulai berkaca-kaca wkwk)
Tentang aku, dan barang-barang yang tak bisa kurawat dan jaga dengan baik. Itu masuk dalam resolusi ku, di tahun 2018 kemarin. Aku harus lebih baik merawat barang. Karena, sebenarnya hape yang hilang diawal bulan desember 2018 itu adalah hape yang baru ditukar dijanuari 2018, lagi-lagi karena teledor, hp masuk ke air laut waktu aku lagi plesir ke Lampung.
Dan sebenarnya hape yang masuk ke air laut itu juga baru dibeli ditahun 2017 lalu, belum sampai setahun aku menggunakannya. (makanya masih bisa dituker karna ada garansi). aku tuker hape karna hape lamaku rusak. Lumayanlah, aku bertahan lebih dari 5 tahun dengan hape itu. Hebatkan wkwk. Hapenya aja yang tahan banting. (mungkin).
Oke selesai dengan masa lalu. Mari tatap masa depan. Hape ini, berfungsi dengan sangat baik, aku bisa segala hal, RAM nya juga lumayan dibanding hape lamaku. Hanya saja, batrenya pendek, cepat panas. (kayak lagi review merk hape. wkwk). Cuma itu sih. Tapi lumayan buat gondok awalnya. Akhirnya nemu hikmahnya, aku mulai untuk ga se-addictif itu lagi sama hape. Karena terpaksa, hapenya cepet abis batre, ga bisa di mainin sambil ngecharge. Harus beberapa kali dicharge dalam sehari. Ga bisa juga pake powerbank. Jadi harap maklum kalo sering tiba-tiba nomer nonaktif (mati mendadak). aku jadi punya waktu untuk hobi lama, membaca. (soalnya aku sudah bertahun-tahun males baca buku, sejak kuliah, wkwkwk karena sudah lelah baca diktat, ebook, dll *pas tugas sama ujian doang* wkwk)
Addictif ke hape tu buruk. Waktu tu habis ga kerasa. Sering kebablasan kalo liat hape. Makanya aku bersyukur aja punya hape kayak gini. wkwk. Semoga langgeng ya, aamiin.
Semoga aku jadi lebih rajin buka laptop juga. aamiiin. (soalnya banyak laporan menunggu)
oke sekian brain dump hari ini. bye !!
Comments
Post a Comment
thankyou for your comment !