Brain Dump: Kalimat terburuk yang pernah orang katakan kepadaku

(really really quick draw)


Hai, Assalamualaikum. 
sudah lama sekali gak nulis blog, udah lama jg tidak berlama-lama didepan komputer untuk nulis atau ngegambar. Aduhh, padahal ada project yang DLnya cuma 2 bulan, progres nya baru buat draft kasar. Sudah satu bulan berlalu, astagfirullah. Entah kenapa lagi kurang mood main komputer haha. Trus sekarang hari minggu, dipertengahan bulan oktober, tergerak juga untuk ngidupin komputer. Awalnya mau nyelesaian editan sertifikat, tapi dikarenakan masih kurang bahan mentahnya, jadi nunggu dulu dikirim. 

Aku lagi kepengen banget nulis sesuatu nih (bukan nya ngelarin project malah nulis, hehe). Kemarin-kemarin sempet ngobrol banyak sama sahabat aku. Salah satunya bersosialisasi dengan orang lain. Semua orang itu punya karakter masing-masing, dan ga semua orang akan suka atau cocok dengan kita. Sering sekali mendengar quotes ini, "kita ga bisa maksa semua orang untuk suka dengan kita". Dan itu sama sekali normal, ga masalah. it's okay not to be perfect. Nobody's perfect, cause we're human. 

Sebagai seorang muslim, tentunya kita berupaya untuk membentuk karakter yang baik dan mengurangi ataupun menghilangkan karakter yang buruk. Tapi sekali lagi, ga ada orang yg sempurna. Tak perlu risau jika ada yg tak menyukaimu. Tak perlu dipikirkan. Mungkin memang kita pernah berbuat kesalahan dimasa lampau, dan menyesalinya. Mungkin ada orang yang melupakan nya atau bisa jadi ada orang yg selalu mengingat-ngingat kesalahan kita walaupun kita sudah berusaha untuk berubah jadi lbh baik. it's okay! 

Jadi gini, setelah banyak mendengar dan bercerita, jadi keinget sama salah satu tragedi yang lumayan menghisap banyak energi dan semangat hidupku. Aku bercerita karena aku ingin memetik hikmah dan siapa tau ada temen2 yg juga berada diposisi yang sama.

Sebenernya aku ga sering mendengar kalimat2 konfrontasi, dikarenakan emang aku menghindari hal2 sejenis itu. Aku memberikan predikat "kalimat terburuk yang pernah orang katakan padaku" pada kalimat ini:

"Jadi kamu membela Palestina? Membela diri sendiri aja ga mampu" - someone.

Tau gak sih, rasanya tu kayak ditampar ironman. HAHAHA

Oke, begini ceritanya. 

(flashback)

Pada hari itu, aku memakai gamis dan jilbab dengan pola bendera Palestina. Dan naas nya pada hari itu juga aku melakukan sebuah kesalahan (melanggar sebuah aturan). Lalu aku dipanggil keruangan untuk menerima teguran & hukuman. Sebenernya pelanggaran itu sangat sering dilakukan semua orang, tapi entah kenapa, harus aku yang tertangkap tangan. Ya.. ku tau pelanggaran tetaplah pelanggaran. Tak boleh kita meremehkan sebuah pelanggaran maupun dosa sekecil apapun itu. 

Sesuatu yang paling aku takutkan terjadi. Mencoreng nama baik wanita-wanita berhijab panjang dan bergamis, mencoreng nama baik pendukung2 Palestina. Aku melakukan sebuah kesalahan dengan identitas sebagai wanita bergamis dan berhijab panjang serta pendukung Palestina. Apa sih yang gak lebih buruk dari ini? Aku malu dan marah dengan diriku sendiri. Aku merasa bersalah, aku merasa tak layak. Aku benar benar berharap hari itu aku tidak memakai jilbab Palestina dan gamis. :')

Mimpi burukku muncul tepat didepan mataku. Seseorang menilai diriku, menilai akhlakku yang masih buruk dan menggandengkan nya dengan apa yang aku pakai. Dadaku sesak waktu itu, mentalku jatuh berhamburan. Entah perasaan apa ini, apa yang telah terjadi padaku waktu itu? Iya, tentu saja aku pulang dengan perasaan kacau. Mencari sahabatku, lalu menangis sejadi-jadinya. Aku merasa sangat buruk waktu itu. Bahkan aku merasa tak pantas untuk memakai hijab panjang dan gamis. 

Tau kah? selama beberapa bulan aku berusaha "melarikan diri" - selama beberapa bulan aku insecure dengan kondisi diriku, aku tak berani lagi memakai jilbab Palestina, aku tak berani lagi memakai gamis, bahkan aku berusaha memendek-mendekkan jilbab yang aku kenakan (rasa nya sangat tak nyaman). Saat itu aku merasa buruk dan penuh dosa, rasanya aku tak pantas memakai pakaian baik. Kalimat terburuk itu terus menghantuiku. Seharusnya aku sudah tau respon apa yang harus aku lakukan. "Terima dan memperbaiki diri" bukan "terpaksa menerima dan semakin buruk". Butuh beberapa bulan akhirnya jiwa ku pulih kembali. Begitu banyak hikmah yang bisa ku petik. 

Gak, aku ga benci sama orang yang mengatakan hal itu padaku. Namanya juga kritik, ya kan? ga semua kritik harus dengan kalimat yang baik dan enak didengar. Ada juga kritikan yang terasa seperti ditampar ironman. (wkwk apasih). Dari situ aku belajar untuk jadi lebih baik, berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan. Apapun yang aku kenakan, adalah doa untukku, agar aku menjadi sebaik apa yang aku kenakan. (aamiiin).

Setelah itu aku jadi lebih mengenal diriku sendiri, mengerti untuk mulai mencintai diri sendiri. Allah beri ujian karna Allah sayang pada diri kita, demi kebaikan kita. Kubayangkan jika aku tak ketahuan melanggar aturan, maka mungkin aku akan terbiasa untuk selalu melanggar aturan, atau bahkan berani melakukan pelanggaran yang lbh besar dan parah, aku bersyukur karena Allah selamatkan aku. MasyaAllah. Allah maha baik. ❤

Sekacau apapun perasaanmu sekarang, seberat apapun masalah yang sedang kau hadapi. Semua akan berlalu, dan kau akan tau ada hikmah disetiap kejadian. Yakinlah dan percaya saja pada Allah. Allah tak pernah menyia-nyiakan sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan, dan Allah yang maha pemaaf akan memaafkan dosa dan kesalahan kita sebesar apapun. ☺


Comments